Kamis, 05 November 2015

Kue Putu Ayu: My Childhood Memory

Apa sih jajanan masa kecil yang paling disenengin? Gue sih banyaak, itu udah jelas hahaha. Tapi ada satu yang kemarin tiba-tiba kepikiran, pas Mami lagi buka-buka resep. Namanya Putu Ayu. Dulu, gue suka banget sama kue ini. Kenapa? Karena kue ini rasanya gak terlalu manis (I don't like overly sweet treats.) dan lembut plus empuk banget. Sedap dimakan anget-anget, tapi dingin juga masih enak. Sekarang-sekarang sih gue udah jarang beli. Gak tau kenapa sekarang kok susah ya nyari kue Putu Ayu yang enak. Ada aja kurangnya.

Minggu depan rumah kebagian ngadain arisan RT. Dari kemaren Mami udah sibuk nyari-nyari resep buat suguhan. Nah, pilihan Mami tiba-tiba jatuh ke Putu Ayu. Dulu banget Mami memang pernah bikin. Tapi dulu banget. Dan gue belum pernah ikutan bikin. So, waktu Mami eksperimen (lately she's in the mood for all kinds of cooking experiment) gue nimbrung, ikutan.

Kue ini gampang banget!!!! Serius. Kebanyakan dari kita mikir kalo kue tradisional itu ribet dan makan waktu dan bla bla bla. Tapi ini gampang, sodara-sodara. Gak sampe setengah jam, kue Putu Ayu sudah tersedia di atas meja.

Nah, buat yang pengen nyuguhin sesuatu yang gampang dan cepet buat acara apapun di rumah, atau yang pengen variasi cemilan buat anak-anak di rumah, atau cuma lagi iseng, do try this. Jangan ragu-ragu, karena menurut Mami resep ini anti gagal.

Bahan:
200gr gula pasir
2 butir telur
1 sdt SP atau TBM (Cek my note di bawah tentang bahan ini.)
1 sdt vanili bubuk
150gr tepung terigu
200ml santan kental (gue pake Kara)
1/2sdt pasta pandan, atau sesuai selera
100 gr kelapa parut diaduk dengan 1sdt tepung sagu

Cara Membuat:

  • Dengan mixer, kocok gula, telur, vanili dan SP/TBM sampai mengembang. Tandanya mengembang adalah adonan sudah pucat dan lebih ringan.
  • Masukkan terigu dan santan bergantian, jadi setengah-setengah gitu deh.
  • Aduk dengan whisk atau sendok kayu sampai rata. Jangan terlalu lama ya, sampai rata aja.
  • Tambahkan pasta pandan sesuai warna yang disukai, aduk rata. 
  • Panaskan kukusan.
  • Oles cetakan putu ayu dengan minyak. 
  • Taruh 1-2 sdt kelapa parut di dasar cetakan, tergantung besar cetakan dan seberapa seneng kelapa.
  • Tuang adonan kue sampai cetakan hampir penuh.
  • Setelah air kukusan mendidih, kukus kue selama 15 menit.
  • Resep ini untuk 30 kue.
Perlengkapan:
  • Cetakan putu ayu, banyak banget di swalayan. Buat yang tinggal di Bandung, di Borma sama Griya banyak kok.
  • Mixer.
  • Kukusan.




  • SP atau TBM adalah bahan pengembang kue. Di swalayan, SP atau TBM yang banyak dijual biasanya brand Koepoe. Tapi di toko kue juga pasti banyak.
  • Gue belom tahu gimana kalo kita ganti SP atau TBM ini dengan baking powder. I'll update this with you later.
  • Untuk mengukus kue, biasakan untuk ngebungkus tutup kukusan dengan serbet. Fungsinya adalah biar air uap kukusan yang nempel di tutupnya gak netes dan ngebasahin kue terus bikin kue jadi bantet.
  • Karena kue ini pake santan dan kelapa, pastiin untuk simpen di kulkas kalo mau dibesokin ya. 
  • Tepung sagu untuk kelapanya bisa gak usah dipake gak? Nope, usahain untuk pake ya. Karena si tepung sagu ini berfungsi untuk ngiket kelapa parutnya supaya gak brudul alias berantakan. 
  • Kalo gak mau pake pasta pandan buat pewarna, it's oke, biarpun aslinya Putu Ayu memang warna hijau. Mau repot sedikit dan meres daun suji juga boleh. Mau bekreasi pake pasta atau warna lain? Why not!
- Selamat Masak! -



“Klik Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno) “Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno) “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno) “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961) “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno) “……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno) Untuk memilih jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi. Apabila kebun Anda berada di dataran tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga sebaliknya. Benih tomat bisa didapatkan dengan mudah diberbagai toko penyedia saprotan. Apabila Anda sulit mendapatkannya atau harganya terlalu mahal, kita bisa membuatnya sendiri. Caranya dengan menyeleksi buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna(tidak cacat atau keriput). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput). disini“

Please Enable JavaScript!
Mohon Aktifkan Javascript![ Enable JavaScript ]